Apa Tujuanmu Menikah?

elderly couple



Banyak orang yang ketika saya tanyakan, apa tujuanmu menikah?

Jawabannya seperti, tidak mau berzina lagi (ingin melegalkan kegiatan seksual), ingin beribadah, ingin berbahagia mempunyai keluarga kecil dsb.

Tidak ada yang salah dengan tujuan itu, namun terlalu dangkal dalam pemahaman saya. Karena jika ingin beribadah, mengapa tetap melakukan kekerasan psikis atau fisik. Masih banyak loh kekerasan ini muncul dari keluarga yang religius (bukan spiritualis).

Tujuan pernikahan sebaiknya bukan hanya sebatas pada keluarga kecil ini saja, bukan lingkup internal ini saja. Karena membangun generasi dan bangsa ini justru dimulai dari keluarga. Jika setiap pasangan yang menikah hanya terbentur di lingkup kebahagiaan keluarga saja, karena dimulai dari tujuan beribadah saja, legalitas hubungan seksual saja, membesarkan anak-anak saja. Maka pasangan yang sedang berjalan menuju pernikahan ini tidak punya tujuan besar yang seharusnya dimulai ketika relasi itu dibangun.

Karena anak-anak yang lahir dalam pernikahan ini, bukan saja mewarisi sakit-sakit genetik, fisik, namun juga akan mewarisi sakit psikis kedua orang tua mereka, maka perlu setiap pasangan memiliki tujuan yang besar dalam pernikahan dan membersamai anak-anak sebagai legacy pengasuhan yang sehat untuk generasi selanjutnya. Karena dari dua pasangan yang saling bahagia, memiliki tujuan pernikahan akan menjadi bagian cita-cita masyarakat madani. 


***

Satu kali Bapak Negara bertanya pada saya.

Apa tujuan kita menikah?

Apakah kebahagiaan dari relasi ini hanya berhenti dalam keluarga kecil ini saja? Katamu tidak, dari relasi kita yang kuat ini. Selayaknya melahirkan kebahagiaan yang bisa memberikan kontribusi pada generasi selanjutnya.  Generasi yang penuh welas asih karena diasuh dari pasangan yang saling cocok satu sama lain dan saling berkasih sayang.

 

Anak-anak yang kita besarkan, dampingi dari fisiknya sedari kecil, mendampinginya dalam perjalanan psikisnya, maka pada waktunya ketika mereka mulai dewasa, anak-anak akan memulai hidup mereka sendiri dengan pemahaman dan pedoman yang sudah kita berikan pada mereka. Moga mereka menjadi legacy dan membawa perubahan pada generasi selanjutnya.

 

Dari relasi kita yang bahagia, betapa banyak kebaikan dan kontribusi yang bisa kita lakukan kemudian. Hidup kita tidak berhenti berdua di rumah saja menikmati kebahagiaan berdua. Relasi kita yang penuh energi ini, akan tiba di belahan dunia yang lain, memberikan cerita dan pengajaran pada yang lain. Hal ini tidak akan pernah terjadi jika kita tidak pernah menjalaninya berdua, berbahagia, bersejalan, berselangkah, laju kita menuju arah yang sama.


Sebuah dialog di sore hari.

Terima kasih Bapak Negara.


Comments

Popular Posts