INDONESIA BUTUH CINTA LEBIH BANYAK
Tramway-Rabat-Morocco |
Dalam
perjalanan kurang lebih satu jam menuju Kenitra. Ada sebuah obrolan panjang saya
dengan seorang lelaki Arab Darijah. Dia berprofesi sebagai consultant yang
memungkinkannya untuk berada di beberapa Negara. Termasuk Indonesia, ia pernah
menghabiskan 10 hari masa kerja di Indonesia, tepatnya Bandung dan Medan. Namun
pendapatnya tentang Indonesia terlalu panjang untuk sebuah obrolan kami, dalam
durasi 1 jam.
Berbeda
sekali saat perkenalan yang berlanjut dengan obrolan bersama Robert, bule
Amerika berusia senja yang saya temui di ruang tunggu Charless de
gaulle-Perancis. Ia bercerita tentang cintanya pada budaya Indonesia, alam
Indonesia, bahkan wanita-wanita Indonesia akunya, bagian akhir ini saya sedikit
tertawa geli.
Namun
antara kedua obrolan ini, tentu sangat berbeda. Bahasan bersama Louidy, lelaki
berbahasa Arab Darijah ini menuai banyak kontemplasi dalam diri saya. Bagaimana
tidak, ia mengkritik habis-habisan pemerintah dan regulasi pemerintahan
Indonesia. Nasionalisme saya terketuk saat itu, saya tidak membantah
sepenuhnya, tidak pula mengiyakan pendapatnya. Kata-katanya membuat saya
tercenung agak lama.
Ternyata…
INDONESIA butuh cinta yang lebih banyak.
INDONESIA butuh dukungan yang lebih loyal
INDONESIA butuh kabar baik yang memajukan.
INDONESIA butuh persatuan sesama dan kasih sayang.
Ah, Indonesia.. Sudah 72 tahun saja.
SEMOGA
KITA SEMAKIN CINTA SEMAKIN BERSATU.
Comments
Post a Comment