MAN Model Banda Aceh Setelah 14 Tahun Lalu
Bersama Pengurus GMM MAN Model Banda Aceh |
Banda
Aceh, 22 April 2014
Pagi hari di
kota Banda Aceh masih tetap berhawa panas. Hari ketiga saya di Banda Aceh,
tanpa mendung bahkan hujan sekali pun. Kunjungan saya pagi ini di salah satu
sekolah favorit di kota Banda Aceh, MAN Model Banda Aceh, atau dulu dikenal
dengan nama MAN 1 Banda Aceh.
Ini bukan
sekolah baru di kota Banda Aceh, namun sekolah yang sudah berdiri
berpuluh-puluh tahun yang lalu. Saya pun salah satu alumni di sekolah ini,
tepatnya pada tahun 1997-2000 saya terdata sebagai pelajar di MAN 1 Banda Aceh.
Hampir 14
tahun yang lalu dan banyak sekali yang berubah di sini, Gedung-gedung belajar
yang semuanya sudah terdiri dari dua lantai. Parkiran yang luas dan banyak
bangunan baru yang tidak begitu saya kenali lagi. Jika diperhatikan dengan
baik, konsep bangunan komplek sekolah ini sengaja dibangun mengelilingi
lapangan basket yang dijadikan sentral kegiatan siswa.
Memasuki
gapura depan, saya disambut dua orang guru di bagian front school. Salah
satunya masih sangat saya ingat, Bu Martini, beliau sempat mengajar saat saya
masih bersekolah dulu. Mungkin karena
wajah beliau yang tidak jauh berbeda dengan yang ada dalam ingatan saya dulu,
jadi begitu bertemu saya langsung mengenali beliau dan menatapnya lebih lekat, duhh guruku.
Sebenarnya saya
ke MAN Model Banda Aceh kali ini diundang oleh kakanda Cut Januarita, sepertinya Kak Cut faham benar saat saya mengutarakan keinginan saya untuk berbagi sebagai
alumni di Man Model Banda Aceh, beliau langsung memfasilitasi kunjungan saya ke Man Model. Kak Cut Januarita saya kenal dua tahun lalu
sebagai senior di FLP Banda Aceh, dan sekarang menjadi pengasuh majalah GMM
(Majalah sekolah) di MAN Model.
Kak Cut lah yang kemudian membawa saya
berkeliling di sekolah ini. Beruntung, saya juga bisa bertemu kepala sekolah
MAN Model saat ini, bapak Drs. Ridwan Ali, M.Pd. beliau sangat welcome saat menyambut saya di
ruangannya yang homey.
“Terimakasih sudah datang, silahkan
dilanjutkan saja, semoga anak-anak termotivasi. Mohon maaf saya hendak
berangkat ke Kuala Lumpur siang ini” begitu ucap beliau saat bertatap muka
dengan saya.
Saya juga berkesempatan bertemu Bu
Hasni, guru Biologi saat saya di kelas 3IPA1 dulu. Memori saya langsung berputar-putar
mengingat-ingat lagi tahun-tahun di mana saya datang jam 7 pagi dan pulang jam
3 sore di sekolah ini.
Rasa excited
saya semakin meningkat begitu satu demi satu siswa berjalan hilir mudik di
depan saya saat langkah kaki saya menuju Mushalla sekolah. Ah, seperti inilah saya dulu.
Saya ditemani salah seorang siswi menuju
Mushalla, sambil sesekali tersenyum mendengar anak-anak madrasah Ibtidaiyah
yang satu komplek dengan Man Model menyenandungkan shalawat dan do’a di lantai
2 tepat berhadap-hadapan dengan posisi Mushalla.
###
Saya masih sempat istirahat sebentar sebelum
acara dimulai, dan melepas rindu saya pada salah seorang guru, saya ingat benar
beliau salah satu guru favorit hampir semua siswa saat itu, Bu Isma Sudaryanti.
Senyum bu Isma masih sama, pelukannya hangat, dan satu hal yang bisa saya
temukan dari beliau adalah tatapan mata bangga sebagai seorang guru yang
bertemu muridnya setelah belasan tahun lalu. Satu lagi guru yang saya kagumi, Bu
Salwati, guru Bahasa Arab saya dulu. Bu Sal juga sangat suka menulis terutama
untuk esai dan opini.
Bersama Kak Cut Januarita, Bu Isma Sudaryanti, Bu Salwati |
###
Acara dimulai, saya berada di
tengah-tengah di antara adik-adik yang didominasi siswi dan sebagian lagi siswa
yang memilih di sekitar pojokan. Mereka berjumlah sekitar 50-an. Wajah-wajah
mereka penuh semangat, dengan mata yang berbinar-binar, sepertinya banyak
sekali harapan yang mereka ingin dapatkan dalam pertemuan ini.
Ternyata bukan hanya siswa pengurus GMM
saja yang ikut bergabung bersama di Mushalla, tapi ada satu kelas lagi yang
dibawa oleh Husni, mahasiswa yang sedang PPL di MAN Model. Sebelumnya saya
sudah bertemu Husni di acara AGUPENA, dua hari lalu (Minggu 20 April).
Apa yang saya sampaikan untuk adik-adik di
sini, adalah cita-cita besar saya untuk generasi muda sekarang supaya mereka
bukan hanya kreatif dalam bidang tertentu saja, namun mampu memperkenalkan
hal-hal yang mereka senangi dalam bentuk gagasan yang dikemas dalam sebuah tulisan.
Aida MA in action :)) |
Sederhana saja, saat remaja yang sedang
mengalami banyak perubahan hormon ini diperkenalkan dengan dunia menulis,
mungkin akan sangat berpengaruh besar dalam penurunan tingkat kegalauan yang kemudian
alangkah baiknya ketika disalurkan ke hal-hal yang positif, karena menulis
memang therapy jiwa yang sangat mudah dan murah.
Kegiatan
menulis ini juga mampu meningkatkan rasa percaya diri remaja, saat tulisan
mereka diakui lewat majalah sekolah, lewat puisi-puisi yang mereka ciptakan ada
kebutuhan untuk diapresiasi dan eksistensi sebagai kebutuhan tertinggi manusia sesuai dengan yang disebut dalam
teori Maslow.
Bagaimana menemukan ide menulis kakak?
Bagaimana mengatasi rasa stuck saat menulis? Apakah kita tidak boleh menulis
hanya dalam satu genre saja kakak? Satu demi satu pertanyaan itu muncul di
depan saya, rasa penasaran mereka yang sangat saya suka. Ada harapan besar,
mungkin saja suatu hari nanti salah satu dari mereka akan menjadi pelopor
sebuah ideology lewat kekuatan literasi, seperti Tan Malaka dengan ideology
Medilog-nya, atau Mein Kamft –nya Adolf Hitler yang menjadi buku wajib bagi
NAZI. Semoga suatu hari nanti, yang
berbagi bersama saya hari itu memberikan sebuah ideology yang penting untuk
pendidikan di Indonesia, amin!
Sharing session |
Banyak sekali point-point yang saya
sampaikan untuk adik-adik di Man Model Banda Aceh di pagi itu. Hanya satu point
yang berulang kali saya tekankan kepada mereka, bahwa kita dalam lingkungan apa
pun teruslah memberikan manfaat, belajar dari kesalahan-kesalahan dan tebarkan
kebaikan melalui tulisan. Jika hari ini masih menulis buruk, pun tidak mengapa.
Yang penting terus menulis berlatih dan perbanyak belajar dari lingkungan,
buku, dsb.
Still Sharing |
Saya menutup acara sharing itu dengan
senyuman bahagia adik-adik Man Model, kami berfoto bersama, berpose dengan
buku-buku saya. Semoga ada ide baru yang muncul lewat senyuman mereka, saya
percaya dan selalu percaya, selalu ada harapan di mata mereka.
Bersama Siswi pengurus GMM |
###
Jakarta, 2 Mei 2014
Pukul 16.47 WIB
Aida, M.A
Subhanallah cantik banget mbak Aida,,semangat nya juga loh mantaffff
ReplyDeleteterimakasihhhh mba dwi
DeleteIzin yaa Kakak, kami share di grup Ikamansa :-)
ReplyDelete