Saat "LDR" Harus Belajar "MoveOn"
Minggu,
23 Maret 2014, TM Book store Depok.
Saya terlambat setengah jam… Benar-benar
memalukan! Saat yang lain sudah duduk manis di posisi masing-masing, saya
justru harus membetulkan letak kerudung saya, memastikan aroma keringat tidak
menyeruak dan tentunya masih merasa-rasa rongga dada saya yang kembang kempis
karena setengah berlari dari stasiun kereta api Pondok Cina menuju Depok Town
Square.
Ini bukan karena macet, juga bukan karena
jarak yang memang jauh dari tempat saya tinggal menuju DETOS, ini murni karena
keteledoran saya sendiri yang tidak tepat waktu sampai di stasiun kereta api
pondok ranji, lalu berakhir dengan ketinggalan kereta (huhuhu..)
Clara, Christina, Dylunaly, Ayuwidya, Anjani, Saya, Dita. |
Tepat pukul 4 sore saya langsung duduk di
antara Anjani (Penulis Friend Zone) dan Dita (Marcomm Bentang Jakarta). Diskusi
sudah dimulai setengah jam yang lalu, itu terbukti ketika mic diserahkan kepada
saya, lebih dari 5 pertanyaan sekaligus diajukan Dita kepada saya (wuiihh)
pertanyaan sederhana seperti pembahasan tentang pemilihan tema, mengapa memilih
menulis Move On atau mengapa memilih LDR.
Suasana TM book store sore itu seperti
biasa ramai, hanya saja pengunjung banyak di antara rak-rak buku, tapi saya
sendiri yakin kalau setiap pengunjung bisa mendengarkan dengan jelas apa saja
yang sedang dibicarakan di tengah-tengah toko, apalagi ada backdrop yang
bertuliskan Book Talk MoveOn dan LDR tergantung di belakang penulis yang sedang
asik berbagi cerita tentang penulisan dan buku mereka masing-masing.
Ini pertama kali saya bertemu dengan
Anjani, yang ternyata rentang jarak umurnya dengan saya nyaris 13 tahun, Oh
Mein Gotttt, lalu Kakak Christina Juzwar, Mommie chubby yang kece banget, Clara
Canceriana yang duhhh kalemnyaaa pake bangeetttt, pendieemmm booo, Dylunaly yang
untuk ketiga kalinya bertemu dengan saya, dan sepertinya memang selalu betah
saya omelin (heheheh), Ayuwidya yang semakin hari semakin langsing (ampunnn
dehhh kamu penulis apa model ya Yu? Heheheh) Dita (marcomm Bentang tercintahh)
yang selalu penuh cerita yang bikin saya geleng-geleng kepala, dan ada Kakak
Anggun (editor) yang ternyata saingan kalemnya dengan Clara (heheheh).
Obrolan seputar Move On dan LDR ini
sebenarnya mampu membuka sebagian sisi-sisi penulis yang enggak bisa ditemukan
di tempat yang lain. Dan ini semua berkat akal-akalan Dita yang selalu bisa
mengorek hal-hal yang sebenarnya sengaja disembunyikan penulis dalam
tulisan-tulisannya (uhuyyy).
Bertemu dengan teman se-profesi seperti
ini seperti membuka kran ilmu yang lain buat saya. Saya bisa menemukan
sisi-sisi lain dari teman-teman penulis saat mereka mengeksekusi idenya
masing-masing, lalu ada komitmen mereka yang besar dalam berkarya, termasuk
ketika sahabat-sahabat penulis saya ini hanya ingin menulis fiksi saja, dan ini
berbeda sekali dengan saya yang selalu tergoda menulis nonfiksi juga (hehehe).
Lain halnya obrolan dengan penulis,
diskusi dengan penerbitan jauh lebih seru lagi. Dita dan Anggun adalah dua
orang yang bisa saya katakan rekan kerja kami sebagai penulis. Ada harapan-harapan
yang sebenarnya sama antara penulis dengan penerbitan adalah dalam hal
penjualan buku yang selama ini jarang bisa dibicarakan langsung karena
terkendala waktu dan kesempatan, ternyata bisa tersampaikan saat pertemuan Book
Talk Move On dan LDR kemaren.
Book talk Move On dan LDR berakhir dengan
pembagian doorprize bagi penanya di acara ini. Kebetulan saya yang
disorong-sorong teman-teman penulis untuk memberikan hadiahnya kepada penanya. Nah,
sebelum book talk ini berakhir, ada info baru nih bagi pembaca yang sedang
menunggu seri-seri dari #Crazylove Books, akan ada seri-seri yang lain yang
enggak kalah kecenya dengan Move On dan
LDR… Apa ituu??? Hahhh PHP?? Uppss (heheheh) ditunggu aja ya.
Book Talk buku Move On dan LDR memang
sudah berakhir, namun perjalanan kami (penulis & penerbit) masih sangat
panjang, bukan hanya dalam berkarya yang lebih baik, namun juga perjalanan
kembali ke rumah masing-masing yang masih panjang.
Jika ada yang ingin bertemu dengan enam
penulis Bentang Belia dalam satu waktu, mengobrol banyak hal di Commuterline
yang berdesakan, mungkin hanya terjadi di hari itu, Minggu, 23 Maret 2014
menjelang magrib di stasiun Pondok Cina.
Terimakasih untuk Bentang Pustaka yang
sudah memfasilitasi pertemuan ini. Dan doa saya, sukses selalu untuk
teman-teman penulis Bentang Belia. Bahagia bertemu kalian semuanya, meski hanya
sekilas, namun saya sudah menyerap banyak semangat dari teman-teman semua, dan
jauh lebih penting dari itu semua adalah pembaca-pembaca kami, terimakasih
banyak… Love you FULL :*
Jakarta, 27 Maret 2014
Aida, M.A
Comments
Post a Comment