Behind The Book KUSEBUT NAMAMU DALAM IJAB DAN QABUL
KUSEBUT NAMAMU DALAM IJAB DAN QABUL |
Setelah buku
KETIKA CINTA HARUS PERGI, buku KUSEBUT NAMAMU DALAM IJAB DAN QABUL ini menjadi
buku duet kedua saya bersama Elita Duatnofa. Masih bertemakan cinta, hanya saja
ada banyak hal yang berbeda antara keduanya. Jika KETIKA CINTA HARUS PERGI
berbagi tips tentang patah hati dan perpisahan, maka KUSEBUT NAMAMU DALAM IJAB
DAN QABUL adalah tips bagaimana menunggu kehadiran sebuah cinta, lalu ketika
sudah terijab qabul berusaha menjaganya bersama pasangan lalu mendoakan
perasaan cinta itu agar langgeng sampai perjanjian kita dengan sang Maha Kuasa.
Mengapa
lagi-lagi tentang cinta? Karena kenyataannya pembahasan cinta, jodoh biasanya
selalu menarik perhatian, mungkin karena urusan satu ini sangat dekat dengan
perasaan. Makanya banyak sekali buku-buku bertema yang sama di pasaran.
Sekitar
akhir Mei lalu, saat KETIKA CINTA HARUS PERGI baru saja dilaunching ke pasar
pembaca. Saya sudah terpikir sebuah ide lagi, buku bertemakan cinta dan
bersabar dalam menunggu kehadiran sebuah cinta. Bukan tidak beralasan ide itu
muncul di tengah-tengah sahabat-sahabat saya yang sudah kepala tiga tapi belum
kunjung menikah, ini bukan hanya untuk laki-laki saja tapi juga untuk sahabat
wanita yang memiliki kecendrungan untuk memilih hidup sendiri saja daripada
menikah.
Jawabannya macam-macam, kalau laki-laki
selalu lelah berurusan dengan harga dirinya bahwa ada semacam keharusan menikah
dalam kondisi punya kepribadian ( mobil pribadi, rumah pribadi) baru kemudian
menikah, ada juga yang sudah mapan dalam banyak hal tapi takut dengan sebuah
komitmen. Sementara sahabat wanita yang memilih tidak menikah kebanyakan
disibukkan oleh urusan karier, ingin bebas tanpa terbeban dengan urusan tetek
bengek mengurus anak, suami dan rumah. Sebagian lagi karena trauma dengan
pernikahan orang tua mereka dan kegagalan-kegagalan sebelumnya.
Ide ini
tidak berhenti di sini saja, saya ingin buku ini dibaca banyak orang, bukan
hanya untuk pembaca yang sedang bersabar menunggu jodohnya saja, atau bagi yang
memilih hidup sendiri agar menerima fitrahnya sebagai manusia dan mengikuti
sunnah rasul agar menyegerakan menikah, dalam buku ini juga ada pembahasan
bagaimana pasangan yang sudah menikah memaknai kembali kalimat Ijab dan Qabul,
merasakan kembali bagaimana cinta yang membuncah-buncah saat kalimat itu
diucapkan di hari pernikahan, mengingat kembali bagaimana sahabat-sahabat,
saudara-saudara yang datang mendoakan untuk rumah bernama pernikahan ini saat ia
baru dibangun. Sehingga dengan mengingat moment itu kembali mengeratkan cinta
bagi pasangan yang sedang gonjang ganjing dalam pernikahannya.
Sukses duet
dengan Elita Duatnofa membuat saya ingin mengajaknya kembali berbagi banyak hal
dalam KUSEBUT NAMAMU DALAM IJAB DAN QABUL. Seperti biasa kami berdua bekerja dengan
outline dan deadline, hanya saja Elita Duatnofa jauh lebih cepat menyelesaikan
jatah naskahnya dibanding saat KETIKA CINTA HARUS PERGI dahulu. Ya, setidaknya
saya tidak perlu berulang kali mengingatkan dia untuk tanggal deadline, karena
Alhamdulillah Elita menyelesaikannya tepat waktu (thank you met!).
Selain
berisikan tips menunggu jodoh, memaknai bahwa menikah adalah sebuah fitrah, ada
satu bab dalam buku ini diisi oleh para kontributor naskah.
Pengalaman-pengalaman mereka yang pernah menikah di usia 19 tahun, menikah saat
masih kuliah, menikah saat umur nyaris 50 tahun (wanita), ada juga yang menikah
untuk kali ketiganya, dan beberapa testimony lainnya. Satu bab ini menjadi sesi
berbagi dengan pembaca, bahwa jodoh memang sebuah rahasia, namun ketika sudah
mendapatkannya jagalah dan peliharalah agar setiap hari yang dirasakan adalah
saat Ijab dan Qabul.
Akhirnya
kami suguhkan KUSEBUT NAMAMU DALAM IJAB DAN QABUL untuk pembaca semuanya,
semoga niat saya dan Elita duatnofa berbagi banyak hal bertemakan cinta, jodoh
dan perkawinan memberikan manfaat, hikmah bagi sahabat pembaca semuanya. Amin.
Jakarta, 20 November
2013
Pukul 09.15 WIB
Aida MA
Kak sy org aceh tulen. Akak jga org aceh kn??? Low boleh tau udh brapa buku akak yg udh dtrbitkn? Soalny sy suka krya akak,, pa lgi yg novelny weh in island tu...crita tntang sabang tu...
ReplyDeletesalam kenal Muhammad Ridwan...Terimakasih banyak sudah baca Sunset in Weh Island. buku sudah 9 judul yang sudah diterbitkan :)
ReplyDelete