Tim Pom-pom di Aceh
Akhir Mei
lalu saya menyempatkan diri untuk promo novel saya SUNSET IN WEH ISLAND
yang terbit awal tahun 2013 ini, novel
yang mengambil setting Pulau Weh, Sabang. Karena bersetting Sabang pula
akhirnya saya memutuskan untuk melakukan promo ke kota yang bersangkutan,
walaupun akhirnya saya sama sekali tidak bisa menyebrang ke Sabang, karena
kegiatan yang terlalu padat di Banda Aceh.
Sudah
rahasia umum, salah satu trik jitu untuk memperkenalkan sebuah produk ke
pasaran adalah marketing dan lewat tim promosi yang kuat dan gencar memperkenalkan
produk tersebut. Begitu juga dalam dunia penerbitan, akan ada tim promosi untuk
buku-buku yang mendapat posisi prime
book, keuntungan besar jika buku tersebut diperkenalkan kepada khalayak
ramai.
Jum’at 24
Mei 2013, saya ke Banda Aceh sendirian tanpa ada tim promosi dari penerbitan,
hanya mereka mendukung saya untuk tools
nya saja. Namun di luar dari dugaan saya, ternyata tanpa dikawal tim promo
penerbit pun saya masih tetap bisa promosi selama tiga hari di Banda Aceh,
dengan mengisi workshop menulis di 4 komunitas yang berbeda, 1 media online dan
2 radio lokal.
Seorang
sahabat menghubungi saya via BBM, berhubungan dengan beberapa kegiatan yang
saya lakukan di Banda Aceh, menurutnya semua kegiatan saya selama 3 hari di
sana sudah terschecule dengan rapi dan direncanakan jauh-jauh hari.
“Aida, siapa EO mu di Banda Aceh? Kayaknya
padat banget kegiatannya di sana, pasti pakai EO kan?”
Dapat BBM yang berbunyi demikian membuat saya mulai
berpikir memiliki EO pribadi untuk setiap event yang saya isi (hihihi…). Namun
kenyataannya selama di Banda Aceh saya memang tidak memiliki EO, saya hanya
punya tim pom-pom yang super duper keren.
Saya hanya
menghubungi tiga orang penting di sana seminggu sebelum saya memutuskan terbang
ke Banda Aceh.
Mari saya
perkenalkan mereka satu persatu. Tiga orang ini adalah tim pom-pom yang
terkadang membuat saya tertawa, tersanjung sekaligus berasa lebay (hahahah…)
Syarifah Aini.
Syarifah Aini |
Saya super
salut dengan ibu dua anak ini, philanthropy sejati, Darul Arqam salah satu
tempat ia berbagi ilmu dengan anak-anak di panti asuhan. Lebih keren lagi, Aini
juga beternak kelinci dan mengurusi dua orang anak sekaligus. Waduhh…kalau saya
udah keburu teller deh (hehehe)
Perkenalan
saya dengan Aini di tahun 2010 lalu lewat facebook, ternyata mendekatkan saya
dengan dia, bahkan sudah seperti saudara saja, kalau saya ke Banda Aceh
sepertinya saya harus punya agenda khusus untuk menginap di rumahnya. Kedekatan
saya dengannya menjadi begitu kental karena saya bisa merasakan ketulusannya
kepada saya dan semua karya-karya saya yang kini sudah masuk koleksi rak
bukunya.
Aini juga
yang menjadi contact person saya untuk keluarga besar FLP Aceh. Tiga workshop
menulis di banda Aceh, Darul Arqam, IPM Muhammadiyah dan FLP Aceh semuanya di
bawah komunikasi dengan Syarifah Aini. Hello Aini…You always the best one :*.
Ihan Sunrise.
Ihan Sunrise |
Tim pom-pom
satu ini baru berkenalan dengan saya sekitar dua bulan lalu. Mungkin terlalu
singkat dalam ukuran waktu, namun entah mengapa ternyata ukuran waktu bisa
terpatahkan dengan feel pertemanan yang saya rasakan dengannya dalam waktu yang
kurang dari 2 bulan itu.
Ihan salah
satu tim redaksi di Atjehpost, salah satu media online di Aceh. Awal perkenalan
saya dengannya karena Syarifah Aini mengirimkan resensi novel SUNSET IN WEH
ISLAND ke Atjehpost, mungkin dia penasaran karena saya sama sekali bukan artis
di Aceh (hahahah), ini mungkin yang dinamakan kesamaan kutub akan saling tarik
menarik. Termasuk Ihan dekat kemudian dengan saya mungkin karena beberapa cara
pikir kami yang sama.
Banyak persahabatan yang terjadi antara saya
dan beberapa orang sahabat, namun tidak ada yang mampu menarik saya lebih dalam
kepadanya atau sebaliknya. Tetapi ada apa dengan Ihan begitu terasa cepat? Ah,
biar kami berdua saja yang tahu (hahahahah).
Ihan…Makasih banyak untuk semua
liputannnya kiss..kiss
Adhe
Mardinal.
Adhe Mardinal |
Tim pom-pom
satu ini muda dalam segala hal dari saya, bukan hanya umurnya yang beda 5 tahun
dari saya, tapi perkenalan saya dengannya terbilang baru seumur jagung putren,
belum genap sebulan. Saya mengenal Adhe dari Ihan, lama-lama saya merasa ada
circle yang saling berhubungan antara Syarifah Aini, Ihan Sunrise dan Adhe
Mardinal yang akhirnya membuat kami saling mengenal dan saya menyebut mereka
adalah tim pom-pom.
Adhe,
meskipun rajanya ngebanyol, tapi saya cukup tertarik padanya karena cara
berpikirnya yang dewasa, dan dia kreatif loh (buat cewe-cewe yang mau cari
pasangan, Adhe mungkin bisa dimasukkan ke dalam list pria tak begitu diidamkan
wkwkwkkwkw)
Adhe juga
yang kemudian mulai bantu saya promo SUNSET IN WEH ISLAND dan KETIKA CINTA
HARUS PERGI untuk komunitas pendengar radio 3FM Banda Aceh, on air di 3FM yang
membuat saya berasa jadi artis dadakan karena banyak sekali yang menelpon, sms
dan mention di twitter.
Thanks for
everything Adhe, kalau perlu tim pom-pom untuk nyari calon istri silahkan
hubungi aku (hahahahah).
Itu dia tim
pom-pom saya di Banda Aceh, nanti kapan-kapan saya akan menceritakan Tim
Pom-pom saya yang di Bandung. Selalu dan akan selalu ada kebaikan dalam setiap
pertemanan, berikan yang terbaik, berlaku ikhlas, maka kebaikan dalam hubungan
persahabatan itu akan semakin merekah.
Thanks Dearly
Ihan Sunrise, Adhe Dot Darling and Syarifah Aini Sweety… BIGHUG.
Jakarta, 9 Juni 2013
Pukul 19.02 WIB
Di sudut Coffeebean
Di antara hujan yang
terus mengguyur Jakarta
AIDA, MA
LuarBiasa, baru sebentar berkenal sudah sesolid itu, bagaimana kalau lebih lama lagi? Salut deh!! #salamsemangat buat Kk Aida dan tim Pom-Pomnya. :)
ReplyDeleteSama al juga Berasa deket ya...padahal baru Pertama ketemu ya Heuheu..
DeleteSama al juga Berasa deket ya...padahal baru Pertama ketemu ya Heuheu..
Delete