DPC dan Para Expert
Warning!
Tulisan ini bukan
iklan, walaupun saya menyebutkan salah satu nama produk susu anak-anak dalam postingan ini
(hehehe..)
Tulisan ini oleh-oleh cerita saya selama
mengikuti training sebagai calon Duta Dancow Parenting Center di Jakarta pada
tanggal 29-30 September 2012 yang lalu. Mungkin tulisan ini akan saya bagi
dalam dua postingan. Yang pertama tentang DPC dan Para Expert dan yang kedua
tentang Materi Training yang sangat bermanfaat bagi Orang tua.
Sebenarnya untuk terpilih menjadi salah
satu calon duta Dancow Parenting Center itu ga terlalu sulit, hal pertama yang
harus dilakukan mengisi formulir yang ada di fan page FB DPC, sebagai bocoran
isian formulir itu kebanyakan berisi tentang pertanyaan cara mendidik anak dan
beberapa event yang pernah anda ikuti. Setelah itu silahkan tunggu seleksinya,
kemudian jika terpilih maka akan ada notifikasi email yang menyatakan anda
terpilih. Kira-kira sesederhana itu prosesnya.
Walaupun saya sudah mengetahui perkara mengisi
formulir itu, entah mengapa saya agak kurang tertarik untuk ber-repot-repot ria
mengunduh formulirnya di internet. Nah, lalu bagaimana saya bisa sampai di
training ini jika saya tidak mengisi formulir di internet?
Nah, Begini Ceritanya… J
Ternyata oh ternyata DPC bukan hanya
menyaring para bunda-bunda lewat internet saja, namun juga melakukan
penyaringan di sekolah-sekolah (TK). Rasanya kurang adil ya jika ada
Bunda-bunda yang berpotensi namun tidak eksis di dunia maya tidak mendapatkan
kesempatan yang sama untuk ikutan dalam event ini. Nah, saya salah satu Bunda
yang mau ga mau harus berhadapan langsung dengan formulir Duta DPC dalam bentuk
hard copy di hari pertama anak saya
sekolah di TK Kecil. Wes diisi wae…belum tentu juga keterima, kata ibu-ibu di
samping saya sambil mengisi kolom formulir DPC. Jadilah, saya ikutan ngisi
formulir itu, walaupun belum sepenuhnya saya mengerti tujuan dari DPC ini
selain pernyataan fasilitator DPC yang menurut saya sangat menarik.
“Untuk jadi dokter, ada sekolahnya. Untuk
jadi teknisi, ada sekolahnya. Namun untuk menjadi orangtua? Tentu saja tidak
ada sekolahnya. Makanya DPC ini hadir untuk membantu dan berbagi bersama
bunda-bunda semuanya.”
Kira-kira
seperti itu kalimat pembuka fasilitator DPC, menarik ya? Menurut saya menarik
sekali.
Selanjutnya kira-kira kurang lebih sebulan
pasca pengisian formulir itu akhirnya saya mendapat sebuah email yang berisi
“SELAMAT BUNDA TERPILIH SEBAGAI SALAH SATU CALON DUTA DPC” dan mulai training
28-30 Oktober di Titan Training, BSD.
Sengaja saya menuliskan tanggal training
yang dicantumkan di email saya berbunyi bulan Oktober, walaupun ternyata dengan
sangat dadakan Jum’at sore tanggal 28 September saya mendapat telepon dari DPC
untuk confirm keikutsertaannya dalam training ini.
Saya bisa
katakan bahwa training selama dua hari bersama DPC benar-benar hal yang sangat
bermanfaat. Bukan hanya pengenalan tentang program DPC yang saya dapatkan di
sini, tapi juga banyak sekali pengetahuan tentang pola asuh dan pengetahuan
dari gizi, susu, penggunaan gadget pada si kecil, dan yang lebih penting yaitu
persiapan generasi anak yang life-ready,
atau persiapan si kecil yang matang secara fisik dan psikis dalam menghadapi
setiap perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat di sekitar kita.
Menurut Bapak
Zaki, perwakilan dari Nestle. Training DPC yang diadakan saat ini merupakan
program pertama Dancow di tahun 2012 dengan modul persiapan parents ready dan
anak yang life-ready, nah program ini sebagai bentuk kepedulian akan tumbuh
kembang dan pendidikan anak-anak Indonesia, juga sebagai mitra terpercaya bagi
orang tua untuk mendampingi proses tumbuh kembang anak. Setelah sebelumnya
sudah diadakan training di Surabaya, Jakarta, nanti akan diadakan juga training
di Medan, Jogjakarta dan Makasar.
Sebelum masuk
ke inti dari postingan ini, saya cerita sedikit mengenai peserta DPC ini
sendiri. Jadi, nestle sudah memilih 1000 bunda semifinalis yang dipilih dari
seluruh Indonesia dan terangkum dalam 5 kota training mulai dari Jakarta,
Surabaya, Medan, Makasar dan Jogjakarta. Kira-kira saat itu yang mendaftarkan
diri sebagai semifinalis ada sekitar 4000 bunda, dan tersaring menjadi 1000
saja. Nah dari seribu ini akan ada penyaringan lagi menjadi 30 finalis terbaik,
dari 30 finalis tersebut akan dipilih lagi menjadi 5 Duta Dancow bersama Meisha
Siregar. Info ini mungkin bisa dilihat juga di sini
Lalu apa yang
menarik di DPC? Selain saya dapat ilmu yang sangat banyak di sini, tentu saja
saya mendapat banyak sekali sahabat-sahabat bunda yang berasal dari
Jabodetabek, kesemuanya bunda-bunda yang keren. Saya pikir saya beruntung bisa
bertemu mereka semuanya atau mereka yang beruntung bertemu dengan saya ya?
(weww.. :D), saya banyak mendapat pengalaman mendidik anak dan sharing pendapat
tentang pola mengasuh anak.
Jika saya
mengandaikan maka melalui DPC ini saya mendapat triple lucky, tiga
keberuntungan. Beruntung mendapatkan ilmu, beruntung dapat sharing pengalaman
dan keberuntungan yang terakhir adalah ketika bertemu dengan expert-expert yang
dengan senang hati berbagi pengalaman dan ilmu mereka kepada semua bunda. Bisa
dibayangkan betapa melelahkan masuk ke kelas yang berbeda-beda secara
bergiliran namun dengan semangat yang tetap sama, menurut saya expert-expert ini
sangat luar biasa.
Saya bersama kelompok Percaya Diri 2 |
Mari saja
saya sebutkan satu persatu nama expert yang memberi materi-materi tentang anak
life-ready dan pengetahuan tentang gizi makanan sehat untuk si kecil.
Dr. Adriana
Ginanjar (Materi Anak Percaya Diri dan Berjiwa Pemimpin), beliau adalah
salah satu dosen psikologi UI, beliau juga bekerja sebagai psikiater keluarga.
Pembawaan beliau yang tenang dan tidak meledak-ledak, dengan penyampaian materi
yang menarik disertai contoh membuat kelas saya sangat antusias mendengarkan
semua materi yang beliau sampaikan.
Ada satu hal yang paling saya ingat tentang
pernyataan beliau yaitu tentang mengungkapkan perasaan. Jadi ketika seseorang
sedang mengungkapkan perasaan negative, maka berusahalah untuk mendengarkan,
karena ketika kita memilih mendengarkan terlebih dahulu tanpa memotongnya, maka
seseorang itu akan lebih merasa lega. Sama halnya ketika anak yang takut untuk
maju ke depan, hal yang pertama yang harus dilakukan adalah mendengarkan
alasannya terlebih dahulu, bukan langsung mem-push anak agar berani maju di
depan.
Mba Ina (panggilan manis-nya :D) dalam
training DPC ini salah satu expert yang saya favorit-kan J.
Mba Ina (Adriana Ginanjar) sedang memberikan materi Berjiwa Pemimpin |
Dr.
Ratih (Materi Mudah Bergaul), saya benar-benar bertemu banyak psikolog di
training ini. Termasuk psikolog satu ini. Walaupun memiliki postur tubuh yang
kecil, namun apa yang keluar dari mulut beliau “wow”, mungkin kali ini saya
harus bilang wow dengan gaya kayang (heheh). Karena beliau mengisi materi mudah
bergaul, bahasa-bahasa yang beliau gunakan pun lebih mendekatkan ia dengan
peserta. Hanya saja waktunya sedikit molor di hari pertama, jadilah materi ini
disampaikan kurang optimal. Namun selebihnya expert satu ini keren.
Dr.Sudjatmiko (Materi Anak Sehat), beliau
adalah dokter spesialis anak juga ketua
dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) makanya tak heran jika materi-materi
yang beliau sampaikan sangat detil, tentang bagaimana menilai anak yang sehat
secara fisik dan psikis, meliputi tumbuh kembang anak yang harus dipantau
sesuai umurnya. Menariknya lagi selain beliau ahli dalam kesehatan anak, beliau
juga cukup ahli dalam trik sulap (hehehe..)
Dra. Ratih Ibrahim (Materi Anak Kreatif), saya pikir psikolog satu ini rada gokil.
Sebelumnya saya banyak melihat beliau di televisi atau di majalah-majalah
parenting, namun begitu bertemu langsung, perhatian saya sepenuhnya benar-benar
tersedot pada psikolog satu ini. Saya tidak tahu, mungkin bunda Ratih (kami
memanggilnya demikian di kelas) punya stock energy yang banyak di rumah ya.
Berkoar-koar dari pagi sampai sore tapi tetap dengan semangat yang sama di tiga
kelas yang berbeda. Ini baru Jakarta loh, saya tidak bisa membayangkan
bagaimana energik-nya beliau di kota-kota yang lain.
Bunda Ratih, sesi tanya jawab Materi Anak Kreatif |
Mungkin karena beliau sangat expert di bidang ini,
bunda Ratih selalu punya analisis jawaban untuk semua pertanyaan seputar
psikologi anak, terutama materi anak kreatif. Satu hal yang terbersit di kepala
saya setelah selesai kelas kemaren, saya harus bertemu bunda Ratih lagi! (hehehe..)
Dr. Drajat Martianto,
dan Dr. Diana. Duo ini
memberikan materi tentang nutrisi dan penyajian makanan sehat bagi si kecil. Sangat
menarik di sini ketika tata cara penyajian makanan si kecil dikupas habis, dua
ahli nutrisi ini juga sangat expert dalam penyampaian materi. Sampai akhirnya,
saya menyadari ada beberapa hal yang salah dari saya saat menyajikan makanan
untuk si kecil. Sayangnya, saya tidak mendapat informasi banyak hal tentang
profile duo expert ini, pun dari admin DPC di twitter J. Namun keduanya memang sangat
expert di bidang gizi.
Ibu Jasmine (Materi Keuangan Keluarga), saya pikir ini salah satu materi yang sangat
penting di DPC terutama bagi bunda-bunda yang profesi khusus lainnya sebagai
akuntan keuangan keluarga. Selain expert satu ini berwajah cantik, ternyata
beliau juga banyak memberikan banyak pencerahan. Mulai dari pemahaman bahwa
uang itu untuk digunakan dan dihabiskan. Perencanaan keuangan diperlukan dalam
beberapa rencana besar saja, seperti untuk memiliki rumah, mobil, pendidikan
anak, naik haji, travelling dll.
Saya pikir ini menarik, karena Bu Jasmine
sangat up to date dengan kebutuhan
orang jaman sekarang, yang apabila sudah pensiun pinginnya keliling dunia, kalo
jaman dulu pensiun beternak ayam atau merajut hihihi (so, ini juga perlu
pengaturan keuangan) termasuk dalam hal shadaqah dan Infaq, takjub saya dikupas
habis di sini sampai ke daging-dagingnya ya (wogghh :D).
Budhe Dwi (Materi Membangun Parent Group
Education). Kami memanggilnya Budhe
Dwi. Pembawaan beliau selalu ceria dan heboh. Padahal jika saya tebak-tebak
mungkin usia beliau sudah 60 tahun lebih. Tapi beliau sangat gaul dengan semua
peserta. Apalagi kemudian materi yang beliau berikan berhubungan dengan
bagaimana membangun komunitas parent
education. Saya langsung kebayang kira-kira PGE ini salah satu ajang
ibu-ibu ngerumpi, tapi ngerumpi yang bermanfaat ya seputar pola didik anak
(heheheh).
Pak Yayan S (Materi Susu) dari expert
ini bunda-bunda DPC diajak ngomong blak-blakan tentang susu. Mulai dari pemilihan
susu, daftar gizi, sesuai umur, expired date, dan bagaimana susu disajikan
kemudian disimpan. Setidaknya kemudian saya tahu, bahwa susu harus disimpan
bersama aluminium foilnya baru dimasukkan ke dalam wadah kedap udara. Atau
sebagian teman-teman di kelas saya ada yang belum tahu, bahwa membuat susu itu
harus air yang hangat maksimal 40 derajat bukan yang panas agar bakteri baik
dalam susu tidak mati. Good! Info yang sangat bagus.
Nah, expert
yang terakhir ini, salah seorang expert yang sudah saya kenal di dunia maya dan
sempat komunikasi juga (tentu saja di dunia maya pula). Akhirnya saat training
kemaren saya bertemu dengan beliau.
Simbok Venus (Materi Being A Smart Digital Mom), saya kenal expert ini sebagai
blogger sejati, Simbok-nya di Ngerumpi.com. Persis saat komen beberapa teman
yang ngomong tentang fisik simbok. Ya saya ketemu simbok yang bertubuh kecil
dan sedikit terlihat cerewet persis seperti kicau-kicau-nya di twitter (hehehe),
tapi di dunia maya simbok sangat terkenal.
Makanya saat ketemu kemaren…rasanya wuihhh seneng banget akhirnya bisa
bertemu, apalagi akhir-akhir ini saya sangat jarang main di ngerumpi.com.
Setidaknya pertemuan saya kemaren dengan simbok mengingatkan saya kembali awal
perjalanan saya memilih menjadi seorang penulis (beneran) J
Saya ketemu simbokkk (pelukk) |
Karena simbok
sangat expert bagian gadget, maka materi ini serasa banyak sekali tambahan info
di dunia digital bagi bunda-bunda yang rada gaptek (baca; saya) hehehe, dan
beberapa info dunia internet lainnya, mungkin seperti peraturan-peraturan
komunikasi yang harus diingat sekali dalam dunia cyber terutama untuk anak-anak
(Safe, Meet, Acception, Reliable dan Tell) nah, untuk bahasan ini nanti akan
saya sharing di postingan yang lain ya...
Akhir dari
training ini icip-icip sana sini soalnya tim tupperware mengadakan demo memasak yang sehat dan bergizi. ada kue yang dibuat bahan dasarnya dari labu dan cemilan sehat kentang dengan topping ikan tuna (sedaappp, jangan tanya judul masakannya saya lupa saking riweuhnya di akhir acara heuheuheu).
Setelah training DPC selesai sambil japan pulang ke rumah saya menulis status di akun kicauan saya. Dua hari bersama DPC, very very usefull. Thanks so much DPC, menunggu tahap selanjutnya (siapkan energy :D).
Setelah training DPC selesai sambil japan pulang ke rumah saya menulis status di akun kicauan saya. Dua hari bersama DPC, very very usefull. Thanks so much DPC, menunggu tahap selanjutnya (siapkan energy :D).
Pulang bersama sertifikat dan segudang Ilmu :) |
Comments
Post a Comment