Permintaanmu (AKU TAK BUTUH MADU)
Gambar dari sini |
Aku mungkin tak akan berteriak jika kau hanya memintaku
membuatkan sambal teri kesukaanmu. Mungkin juga aku tak akan sesak jika kau
memintaku bersabar menunggumu pulang yang terkadang begitu larut malam. Sungguh
aku tak akan rungsing jika hanya mengurusi dua bocah kita yang bergelayut
manja.
Tapi kini kau meminta sesuatu yang membuat kepalaku ingin pecah, membuat
pembuluh darahku menegang, Bahkan membuat pita suaraku berubah sopran mencapai
oktaf tertinggi. Sebelum kau memintanya apakah kau tak berfikir bahwa aku akan
murka?
Kali ini rayuanmu tak akan mempan lagi di hatiku. Kali ini godaan mautmu tak
meluluhkan siang di jiwaku. Begitukah dirimu ketika berada jauh dariku
berhari-hari lalu menyusun sebuah rasa baru yang kau cipta di sana. Begitukah
dirimu begitu manis di depanku, bahkan tak ku sadari mungkin dalam shalatmu kau
meminta pada Tuhan untuk urusan satu ini.
Oh tidak, mungkin juga di saat kau sedang bersamaku. Saat kau sibuk dengan
barangmu yang canggih itu. Siapa tahu? Bahkan aku terlalu tolol tidak
memperhatikan status-statusmu yang nyatanya tak kau tujukan untukku.
Ingat!!! Aku tak ingin mendapatkan predikat baru dari mereka. Sumpah, tak akan
kubiarkan melekat di dadaku. Aku masih muda, aku belum tua dan aku tak ingin
dituakan. Aku juga manis, tak perlu ditambahi gula, apalagi sebuah madu. Ingat
suamiku... AKU TAK BUTUH MADU.
Sampai kapan kau akan merengek di kakiku? Sampai kapan kau rayu diriku? Hatiku
bukan matematika yang bisa kau tambah, kurang apalagi sampai kau bagi lalu
hasilnya minus. Tak perduli bagaimana caranya. Hatiku jangan kau acak-acak!!!
“Bunda, Ijinkan Ayah menikah lagi ya?”
Cukup sekali ini permintaan ini ku dengar dari bibirmu. Cukup sekali ini
membuat telingaku memerah nyala. Cukup sekali ini, jika kau terus memintanya,
baiklah kita bicarakan gono gini saja. Titik!.
Tag khusus para wanita, ibu-ibu yang tak perlu madu
Based on true story loh :D
Jakarta, 13 Juli 2011
Pukul 09.10 wib
Comments
Post a Comment