Memaknai Kekalahan
Gambar dari sini |
Pernah kalah
dalam beberapa lomba? Saya sering, bahkan sangat sering, mungkin saking seringnya saya tak bisa
menghitung berapa banyak kekalahan-kekalahan dalam hidup saya. Seperti sekarang
dunia yang saya geluti, dunia menulis selalu membutuhkan latihan dan latihan
untuk menjadi seorang yang professional. Jadi sebuah kekalahan bukan berarti
kalah dalam artian sebenarnya bukan?, mungkin bisa jadi ada hal yang bisa dipelajari
dari sebuah kekalahan.
Mungkin tulisan ini bisa dinyatakan
sebagai obat penghibur diri sendiri ataupun sebagai sketsa refleksi diri dalam
sebuah kekalahan. Karena sampai detik ini saya belum pernah menemukan seseorang
yang sukses besar tanpa pernah mengalami kekalahan.
Oke, mari kita sebut saja seorang
tokoh yang terkenal saat ini, lalu telusuri apa yang terjadi dalam hidupnya di
masa lalu sebelum namanya bisa kita kenal seperti saat ini. Sepertinya alurnya hampir
sama, from zero to hero. Silahkan di-bold kalimat ini, hanya untuk
sekedar mengingatkan kita kembali bahwa yang instant tak cukup kuat untuk
bertahan.
Dulu saya pernah bertanya-tanya
mengapa seseorang harus mengalami kekalahan? Mengapa seseorang harus diberi
ujian, atau mengapa seseorang harus menyelesaikan fase yang tidak nyaman untuk
mendapatkan sebuah kemenangan? Dulu saya pikir, ya karena Tuhan ingin menguji
hamba-Nya, atau karena Tuhan ingin melihat kesungguhan hamba-Nya…
So..se-simple
itu pikiran saya dulu memaknai sebuah kekalahan atau kehilangan.
Jika se-simple itu lalu pertanyaan yang muncul kemudian akan seperti ini.
Untuk apa Tuhan menguji kita? Untuk apa Tuhan hanya sekedar melihat kesungguhan
kita? Padahal Tuhan Maha Tahu, Maha Melihat segala sesuatu yang tak pernah
tersentuh oleh manusia sekali pun. Untuk apa Tuhan harus berepot-repot dalam
hal seperti ini?
Seiring waktu saya mulai berpikir,
bahwa ujian itu bukan untuk siapa-siapa, tapi mutlak hanya untuk diri manusia
itu sendiri. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena Nabi Muhammad sebagai manusia
pilihan saja sejak dalam kandungan harus diuji dengan kehilangan, apa karena
Tuhan hanya ingin melihat kesungguhannya?
Jawabannya tentu saja TIDAK
Tapi kehilangan, kekalahan adalah
sebuah persiapan bagi jiwa kita untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar di
depan kelak. Siapa yang mampu mengukur kemampuan seseorang jika ia belum
ditempa dengan baik, jika ia belum istiqamah dengan tulus. Seperti kalimat di
bawah ini.
Cinta
tak ada guna, jika ia tanpa sikap. Setia tiada guna jika ia tanpa pembuktian
dan penyesalan tidak ada guna, jika ia tanpa perubahan. Lalu kekalahan tidak
ada guna tanpa ada pencapain untuk sebuah kemenangan.
Intinya semakin kita pintar memaknai
sebuah kekalahan, maka semakin dekat jalan kepada kemenangan. Tentu saja ini
bukan kata-kata saya, tapi kata orang-orang yang sudah pernah mengalami
kekalahan demi kekalahan lalu mencapai beberapa kemenangan setelah pintar
melalui kekalahan itu.
Setidaknya kekalahan terakhir kali
yang saya alami membuat saya menjadi pemenang atas diri saya sendiri. Berhasil
menulis 50 halaman dalam sehari, sebuah fenomena yang patut saya abadikan di
sini. Selebihnya saya memang harus lebih pintar lagi memaknai setiap kekalahan,
agar ketika mencapai kemenangan disambut dengan jiwa yang humble.
Jadi, Apa kita sudah siap dengan sebuah
kekalahan hari ini? J
Jakarta, 30 Agustus 2012
Pukul 23.52 WIB
Aida MA
Comments
Post a Comment