Mereka di Mata Saya #Belitong1
Mudah-mudahan
saya tak berlebihan bercerita kali ini. Karena alasan terpenting mengapa
tulisan ini muncul karena saya memang sedang merindukan mereka, sahabat-sahabat
yang tiba-tiba menjadi dekat dengan saya dalam tempo waktu tiga hari saat
jalan-jalan bersama Biovision di Belitong awal Juli lalu.
Otw Hopping Island, Jalan-jalan ke Belitong Bersama Biovision
Steve, Bu Ermi, Mas Rahmat, Wuri, Mba Ollie dan saya (lihat; dari belakang)
|
Adalah saya, mungkin yang paling
cemen di antara orang-orang hebat yang berada di sekitar saya selama tiga hari
di Belitong kemaren.
Kita
mulai saja dengan Mba Ollie, yang
banyak dikenal orang sebagai seorang penulis, blogger dan foundernya
Nulisbuku.com. Saya sempat ngomong ke diri sendiri, ini orang kok ya ngeborong semuanya ya (heheheh) karena saking
kerennya dia di mata saya.
Jujur
saja, tak banyak yang saya tahu tentang kepribadian Mba Ollie, selain kiprahnya
yang wara wiri di dunia penulisan. Selama tiga hari bersamanya ditambah
setengah hari berada satu stage di Ultah Indofarma akhirnya saya mengenali
sebagian sosoknya. Saya mengagumi persistennya dia dalam menulis, itu juga yang
menyemangati saya untuk kembali menulis di blog. “Kita perlu membangun Brand diri sendiri, dan itu melalui blog” begitu
ucapannya yang tiba-tiba nyantel di kepala saya, terutama ia bercerita tentang
jalan-jalan gratisnya ke luar negeri dimulai dari menulis di blog. Saya sempat ileran kalau dengar kalimat
jalan-jalan gratis hanya dengan menulis di blog (Widiihhh…).
Tentu
saja banyak hal lain yang terekam di kepala saya tentang sosok Mba Ollie yang
selalu berbalut pakaian yang modis, terkadang cuek, senang tidur dan ternyata
juga senang makan, nah bagian terakhir ini sumpah bikin saya envy banget, walaupun
selera makannya bagus, tapi badannya tetap langsing booo..(merem liat badan
sendiri heuheuheu…) untuk satu hal terakhir yang saya sukai dari Mba Ollie
ketika sebuah obrolan di sela-sela Ultah Indofarma membuat saya terdiam
sejenak, yang pasti semakin membuat saya menyadari bahwa hidup selalu ada
berbagai cerita, dan kalimat terakhirnya “Jangan mau jadi orang yang rugi untuk
semua ketaknyamanan hidup” ….Nice Quote J.
Wuri Nugraeni, saya akan cerita tentang wanita satu
ini. Sahabat sekamar saya selama di Belitong ini, juga tak kalah kerennya.
Menurut saya Wuri diam-diam menghanyutkan, dengan pengalaman Jurnalis-nya
sumpah membuat saya cemburu, dulu sekali jaman-jaman saya masih single
ting-ting (hehehe) menurut saya bekerja sebagai seorang reporter itu asik,
keren dan yang penting bisa jalan-jalan. Apalagi kemudian Wuri juga pernah
menulis naskah scenario dan terakhir menjadi pemenang I lomba blog yang
diadakan oleh XL (wuiihhh…asikk bener kan J. Lalu kekaguman saya bertambah saat saya
membaca tulisannya yang menjadi pemenang lomba blog tersebut, dan ternyata
memang ajibbb dan bergaya reportase. Keluar dari itu semua, Wuri bagi saya
seorang sahabat yang asik J, sosok istri idaman (sepertinya..) dan
cara bicaranya yang lembut, membuat saya berpikir betapa “Sumatera-nya” cara
saya bertutur (hehehhe).
Di
antara yang lainnya, dari Mba Ollie, Wuri dan nanti ada Ibu Ermi dan Mas
Rahmat, mungkin Bapak dengan seorang anak ini yang paling sering berkomunikasi
dengan saya. Namanya Steve, seorang
guru sejati. Mengapa saya mengatakannya Steve seorang guru sejati, karena sejak
umur 19 tahun dia sudah menjadi guru, takjub saya dibuatnya, benar-benar niat banget jadi guru
celetuk saya padanya sesaat sebelum keberangkatan kami ke Belitong.
Steve
mungkin salah satu contoh memanage hal yang tak menyenangkan (baca; dendam)
menjadi sesuatu yang positif. Saat ia bercerita tekadnya untuk menulis, menelurkan
buku bahkan mengubah image guru olah
raga yang disebut-sebut bisa mengajar tanpa harus pakai otak, saya terpukau
dibuatnya. Jadi galau itu bisa menjadi positif kalau bener arahannya. Buktinya
Steve galau ketika diabaikan kemampuannya, namun ia buktikan lewat bukunya yang
berjudul 35 Ronde dan juga menjadi salah satu pemenang utama ke Belitong.
Benar-benar patut menjadi inspirasi bagi murid-muridnya dan tentu juga menjadi
inspirasi buat saya. Selebihnya Steve sahabat yang rame, juga pintar mengambil angle saat sesi photo-photo narsis kami
di Belitong, saya kira perlu saya tulis bagian ini karena beberapa hasil
bidikannya cihuy banget hehehe..(Thanks Steve..).
Bu Ermi dan Mas Rahmat,
duo ini perwakilan dari Biovision,
Bu Ermi, Brand Managernya Biovision sementara Mas Rahmat, Brand/Product
Executive OTC (Mudah-mudahan saya ga salah menyebutkan posisi mereka :D).
Ini
untuk kali keduanya saya bertemu dengan Ibu Ermi, pertama saat di malam
pengumuman pemenang ke Belitong dan kedua ya di Belitong sendiri. Kesan pertama
yang menawan saya dan membuat saya menyukai Bu Ermi saat presentasi produk
Biovision di Pisa Mahakam, asli…Ibu satu ini pinter banget menawarkan produknya
saat ia presentasi di depan, tiba-tiba saja di akhir sesi presentasinya saya mulai
berpikir pentingnya suplemen makanan untuk mata bagi seorang penulis (hehehhe).
Mas
Rahmat sendiri bisa saya gambarkan sosok yang easy going, sama dengan Ibu Ermi kedua-duanya sangat ramah. Saat ke
Belitong kemaren, mas Rahmat-lah yang terlihat paling sibuk di antara kami,
terutama saat CSR di replika Sekolah Laskar Pelangi, Gantong.
Saya
pikir saya harus mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya untuk Ibu Ermi dan Mas Rahmat untuk tiga hari yang begitu WOW di Belitong, dan untuk Mba
Ollie, Wuri dan Steve..Terimakasih sudah banyak memberikan saya
inspirasi….keren ah semuanya J.
@Berage, lunch Gangan, makanan khas Belitong :)
|
Jakarta,
24 Juli 2012
Pukul
23.05 Wib
Aida
MA
Duh, semakin iri aku padamu wahai soulmateku... :)
ReplyDeleteMba fit....nulis solo atau duet yukkkk...
DeleteHihihihi...mba fit juga keren banget...aku belajar darimu loh mba:)
ReplyDeleteHihihihi...mba fit juga keren banget...aku belajar darimu loh mba:)
ReplyDeleteah... justru Mbak Aida yang memberi contoh kepadaku untuk menulis terus.
ReplyDeleteAku mah contoh kurang baik....kepepet mulu kalo nulis hihihi
Delete