Wanita Bintangku
Terik sore mengibaskan rindu, semenit setelah burung besi memekik membawaku jauh dari tanah Sultan Iskandar Muda. Senyuman sendu wanita bintangku mengalun menyanyikan sajak rindu entah berapa detik kala kupandangi mata coklatnya yang berkaca bening.
Ku pergi bersama mentari tuk hunuskan cinta yang kian tajam di bumi rencong. Ku pergi bersama angin membawa Sebaris galau menghadangku untuk segera kembali, tuk menjemput wanita bintang yang bersinar kian dalam di galaksi hatiku.
Tunggulah aku, bersama nyanyian burung gereja di puncak menara Baiturrahman, Tunggulah aku kan ku ukir namaku diujung namamu agar kita menjadi satu selamanya.
Jakarta, 26 february 2011
Aida M Affandi
Comments
Post a Comment