Inisiasi Rencana Masa Depan
Saya dan Anak saya Nazira ( 4 tahun)
Saya orang yang percaya bahwa dalam hidup ini sebagian besar
adalah campur tangan Tuhan, termasuk perubahan nasib sekali pun akan mendapat
kalimat pengaminan dari Tuhan ketika kita sudah berusaha dan berdoa maksimal. Namun
sayangnya semua garis kehidupan itu adalah sebuah rahasia, mutlak milik Tuhan
saja. Ada senang, bahagia, sedih, tawa bahkan sakit pun menjadi sebuah
keniscayaan hidup.
Ada sebuah
kalimat yang sering saya dengar, bahwa kita hanya bisa berencana sementara
Tuhan yang menentukan. Saya tertarik dengan rencana yang dibuat manusia dalam
kesejahteraan hidupnya. Sering kali saya dapati seseorang menyalahkan rencana
Tuhan semata atas ketaknyamanan yang ia alami. Misalnya, ketika seorang anak
harus hidup sebatang kara, tanpa biaya dan harus mulai mencari uang sedini
mungkin karena orang tuanya tidak meninggalkan simpanan tabungan sama sekali
untuk kebutuhan hidup apalagi pendidikan si anak.
Ketika
garis hidup adalah sebuah garis absurd, maka saya rasa di situlah letaknya kita
sebagai manusia merencanakan sesuatu yang hari ini lebih real untuk sesuatu
yang absurd di masa yang akan datang, entah esok pagi, minggu depan, bulan
depan atau tahun depan kita tak pernah akan tahu apa yang terjadi dengan
ekonomi, keuangan dan kesehatan kita. Yang sudah direncanakan dengan matang
saja terkadang memiliki cacat, apalagi jika tanpa perencanaan sama sekali
bukan?
Bulan Juli
nanti anak pertama saya akan mulai bersekolah di TK A. Krasak krusuk tetangga
saya yang punya anak seumuran anak saya mulai mengincar sekolah yang harganya
murah meriah namun berkualitas baik. Parameter harga murah dan berkualitas baik
dalam dunia pendidikan itu menurut saya dengan harga satu juta, anak merasa
nyaman berada di sekolah tersebut dan anak dapat mengembangkan kreatifitasnya.
Setelah
berembuk dengan suami, akhirnya saya memilih sebuah TK yang menurut saya
kurikulumnya tidak membebani pikiran anak-anak. Terutama untuk pelajaran
CaLisTung, kemungkinan besar di usia TK membuat kepala anak kelelahan dan akan
merasa cepat bosan dengan pelajaran-pelajaran sekolah. Sekolah yang saya pilih
kali ini karena lebih mengedepankan kreatifitas anak, karena di TK tersebut ada
kelas melukis, Marching band, menari dan menyanyi, kelas memasak, berkebun dan
English Class. Ke semua kurikulum yang mereka tawarkan itu disenangi anak saya
yang lebih cenderung ke otak kanan, dan terbukti dia sendiri yang mendaftarkan
langsung namanya di TK yang kami pilih tersebut.
Book Lover, hampir setiap minggu ke toko buku.
Untuk
sekolah di TK tersebut tentu saya harus merogoh kocek yang lebih dalam lagi,
jika di tempat lain hanya mengeluarkan sekian rupiah, tapi bersekolah di
sekolah ini saya harus mengeluarkan tiga kali-nya dibanding sekolah yang lain.
Tapi saya percaya orang tua mana pun akan memberikan pendidikan terbaik untuk
anaknya, sesuai dengan minat anaknya. Bahkan sebagian orang tua tak perduli
berapapun biaya yang harus dikeluarkan untuk pendidikan sang anak.
Di sinilah
saya belajar betapa pentingnya sebuah rencana, terutama rencana biaya pendidikan. Terutama jika sudah mengincar sebuah sekolah yang diinginkan, maka
perencanaan itu harus dilakukan sedini mungkin, yakinlah dengan sebuah rencana
kita lebih tenang menyiapkan pendidikan untuk anak, tentu saja dengan kualitas
terbaik, tidak akan dikejar waktu apalagi harus ngutang sana sini untuk biaya
pendidikan, jika tak memiliki biaya sama sekali akhirnya hanya memilih sekolah
dengan kualitas ala kadarnya, sungguh sangat disayangkan, jika kita mampu
memberikan yang terbaik dengan menyusun sebuah rencana mengapa kemudian kita seolah
pasrah memberikan kualitas pendidikan apa adanya bagi anak?
Calon pelukis hebat di masa depan.
Calon pelukis hebat di masa depan.
Itu hal
pertama, mengapa penting sekali inisiasi planning biaya pendidikan bagi anak-anak kita. Yang kedua, masalah umur orang tua. Mungkin kedengarannya saya mendahului
Tuhan dalam hal satu ini. Tapi jika ingin ditela’ah ulang sebenarnya saya orang
yang sangat percaya dengan hak prerogative Tuhan dalam hal usia manusia. Jika
saya bertanya, siapakah yang tahu kapan ia akan meninggal dunia? Atau minimal,
adakah yang tahu bahwa besok pagi ia harus diinfus, atau lebih kecil lagi
adakah yang tahu besok kaki kirinya akan terlindas motor di jalan? Saya yakin tak
ada yang berani menjawab bahwa tahu apa yang akan terjadi esok pagi pada diri
kita masing-masing.
Jika kita
tak tahu kapan kita sakit, kapan kita akan meninggal maka sudah seharusnya kita
meninggalkan sesuatu yang terbaik untuk orang yang kita tinggalkan ketika kita
sudah tiada. Salah satunya keberlangsungan finansial bagi orang-orang yang kita
sayangi. Anak, sebagai penerus keturunan kita tentu harus melanjutkan
pendidikannya sekalipun orang tuanya telah tiada. Lalu apakah kita sebagai orang
tua sudah mempersiapkan bekal untuk menemani si anak menemani hari-harinya
kelak? Tentu saja selain bekal pendidikan akhlak, kemandirian, bekal finansial
juga menjadi hal yang sangat penting dipikirkan.
Di sinilah
saya kira perlunya sebuah perencanaan pendidikan yang kedua. Rencana pendidikan
anak dengan jaminan asuransi, sekalipun kita telah tiada, iuran pendidikan anak
setiap bulannya tetap akan dibayarkan oleh pihak asuransi yang bekerjasama
dengan Bank, sehingga kita tak perlu terlalu khawatir anak akan putus sekolah
dan lain sebagainya hanya karena terputusnya biaya dari orang tuanya yang sudah
meninggal.
Program
serupa di atas ini baru saya temukan dalam produk rencana pendidikan, Edusave yang dikembangkan oleh BCA,
untuk keuntungan, hal-hal yang perlu diketahui mengenai produk ini bisa
langsung meng-klik www.bca.co.id.
Saya kira tak ada salahnya mempelajari sebuah program rencana pendidikan jika
itu berdampak sangat baik untuk pendidikan anak kita. Tinggal kita yang
menentukan pilihan yang mana yang tepat untuk anak-anak kita.
Jika hari ini ada yang berkata, bahwa
tak ada rencana dalam hidupnya dan semua ia lalui seperti air yang mengalir, saya
rasa kalimat itu kurang tepat, karena air pun mengalir selalu memiliki tujuan,
menuju muaranya yaitu sungai dan lautan. Begitu juga sebuah rencana selalu akan
bermuara kepada kebaikan dan kebahagiaan, jika merencanakan pendidikan anak,
maka harapannya adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan pendidikan anak. Dan saya
selalu percaya bahwa orang-orang yang berhasil di masa depannya adalah
orang-orang yang selalu menyusun rencana, dan sangat tahu apa yang ingin dia
capai di depan sana.
Jakarta, 29 Mei 2012
Pukul 20.56 WIB
Subhanallah...
ReplyDeleteMemang benar, mbak..
Manusia hanya bisa merencanakan..namun Alloh Maha Berkehendak ^______^
kita hanya perlu berikhtiar untuk memenuhi rencana yg ditentukan dan meyakini bahwa segala garis yg ditakdirkan o/ Maha Kuasa a/ yg terbaik
Tulisannya sangat inspiratif bagi saya sebagai seorang calon Ibu kelak..
makasii udah berbagi, mbak
www.aniamaharani.blogspot.com
Terimakasih mba ani...udah mampir di sini...jadi orang tua memang banyak yg harus dipersiapkan mba...hehehe
Delete