Mengapa Kita Mampu Menangis??
Mengapa Kita Mampu Menangis???
By
Aida M affandi
Jum’at yang lalu ba’da shalat zhuhur berjama’ah saya melanjutkan sunnah muakkad. Baru selesai salam saya terpaksa menoleh ke belakang tepat di belakang shaf saya berdiri.
Seorang santri perempuan sedang menangis dalam alunan doanya. Menariknya karena dia menangis sesenggukan sehingga saya bisa mendengarnya dengan jelas. Saya hanya mendiamkan saja, saya tidak ingin mengganggunya karena dia sedang berbagi dengan Yang di Atas.
Selesai berdoa, saya kembali harus menoleh ke belakang. Lagi-lagi masih santri saya yang tadi menangis saat berdoa. Kali ini dia menangis sesenggukan sambil membaca Qur’an. Saya masih mendiamkannya juga. Saya fikir dia sedang mencari jalannya sendiri dengan banyak bercerita pada sang Khaliq. Jika waktunya tepat insya Allah dia akan menemui saya pikir saya dalam hati.
Semenjak hari itu saya jadi bertanya dalam hati. Mengapa Tuhan membuat air mata untuk kita?? Mengapa kita bisa menangis??? padahal jika dilihat dari sisi manapun tertawa dan tersenyum dengan lebar itu jauh lebih menyenangkan dari pada menangis yang membuat mata bengkak, hidung beler, nafas sesak * kira-kira ini efek menangis :D
Semenjak kita lahir kita sudah mampu menangis. Menangis berarti mengeluarkan air mata. Bukankah air menjadi hal yang sangat essential dalam hidup manusia??? Entahlah, saya lebih tertarik mengaitkan air mata dengan fungsi dari air itu sendiri.
Air bagi ummat manusia adalah sumber kehidupan, bagi ummat islam adalah salah satu syarat menghilangkan najis, hadast besar ataupun kecil. Air tentu saja untuk membersihkan, untuk membasuh, untuk menghilangkan dahaga, untuk mengatasi kekeringan *loh, kok bahasannya guna air :D
Saya, santri saya, anak saya, dan anda semua tentu pernah menangis. Terserah atas alasan apapun, saya yakin masing-masing diri kita pernah menangis. Bayangkan bagaimana seseorang yang tidak pernah menangis???? Bayangkan bagaimana seseorang yang menahan emosinya??? Bukankah orang yang menahan emosi akan menghancurkan jiwanya. Emosi yang dibasuh oleh airmata akan membuat hati kita tenang, setidaknya itu yang saya rasakan.
Sore tadi saya mencuci scoopy kesayangan saya dengan membubuhi sabun pada busa pembersihnya tanpa mencelupkannya ke dalam air terlebih dahulu. Alhasil busa itu begitu kaku, kering kerontang. Saya fikir seperti itu pula orang yang tak pernah menangis sekalipun, akan menjadi begitu kering dan kaku. Dalam islam sendiri menangis saat menyesali dosa justru akan menggugurkan dosa-dosa terdahulu. Menangis karena takut azab adalah tanda kelunakan hati.
Kali ini saya mencelupkan busa tersebut ke dalam air, busa kini menjadi lebih lunak. Saya fikir seperti itu juga diri kita, ada saatnya kita perlu meneteskan air mata. Mengeluarkan emosi di hati kita dengan membasuhnya dengan air mata, ketika hati telah terbasuh maka timbullah ketenangan, cinta, dan penerimaan.
*mari sama-sama menyanyikan lagu dewa 19
Menangislah,…bila harus menangis,…karena kita manusia,…
Manusia bisa terluka, manusia pasti menangis,….
Dan manusia pun bisa mencari hikmah,….
Jakarta, 8 desember 2010
Aida M Affandi
Comments
Post a Comment